Aksi dukungan untuk Libya di Yordania

Kementerian Luar Negeri Indonesia akan mengirimkan petugas tambahan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tripoli, Libya. Sebab, jumlah staf yang ada saat ini di Tripoli dinilai tidak memadai untuk mendata dan mempersiapkan evakuasi atas para warga negara Indonesia (WNI) di tengah konflik berdarah di Libya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene, Jumat, 25 Februari 2011, mengatakan, saat ini hanya terdapat empat staf lokal KBRI Tripoli, termasuk di dalamnya adalah duta besar Indonesia untuk Tripoli. Hal ini menyulitkan pendataan dan penanganan upaya perlindungan WNI, sehingga Kementerian Luar Negeri memutuskan untuk mengirimkan bantuan tambahan.

“Kemenlu akan mengirimkan tenaga bantuan untuk memperkuat KBRI di Tripoli. Mereka akan berangkat hari ini, nanti malam, untuk membantu upaya perlindungan warga,” ujar Tene.

Tene menjelaskan, jumlah tiap KBRI di seluruh dunia disesuaikan dengan jumlah WNI di negara itu. Dalam situasi normal, jumlah staf di KBRI Tripoli ideal untuk mengatasi para WNI. Namun, dalam situssi seperti sekarang ini, jumlah itu dirasa kurang.

Ditambah lagi, ujar Tene, saat ini situasi di Libya sangat menyulitkan para staf KBRI untuk menghubungi para WNI. Hal ini membuat para staf terhambat dalam mendata para WNI di Libya. “Situasi komunikasi buruk, kadang bisa kadang tidak,” ujar Tene.

Tene juga meminta masyarakat untuk memberikan informasi kepada Kementerian Luar Negeri terkait keberadaan kerabat mereka di Libya. Setelah mendapatkan informasi, Kementerian akan langsung meneruskannya ke KBRI Tripoli untuk selanjutnya ditindaklanjuti.

“Apabila ada pihak yang mempunyai informasi akurat mengenai keberadaan WNI silakan sampaikan ke Kemlu, lalu kami teruskan ke Tripoli. Asalkan informasinya akurat dan lengkap, akan kami tindaklanjuti,” ujar Tene.