xiaoyanzi | Date: Friday, 2011-07-29, 2:05 PM | Message # 1 |
All Seasons NewBie
Group: Users
Messages: 33
Reputation: 0
Status: Offline
|
VIVAnews -- Hujan deras dan badai yang mengguyur Korea Selatan sejak Rabu 27 Juli 2011 malam telah memicu malapetaka. Air merendam stasiun, tempat usaha, dan jalan raya di Ibukota Seoul dan sekitranya. Hujan itu juga memicu longsor mematikan dan menyapu ranjau darat yang selama ini terpendam dalam tanah. Sudah 57 orang dinyatakan tewas.
Rakyat Korsel tak tinggal diam melihat penderitaan korban. Mulai dari rakyat biasa hingga konglomerat mengerahkan bantuan sebagai bentuk solidaritas.
Dilansir dari kantor berita Yonhap pada Jumat 29 Juli 2011, sekitar 1.000 orang yang sebagian besar merupakan warga Seoul, bekerjasama membersihkan lumpur dan puing-puing di wilayah tempat tinggal dan jalan raya di selatan Seoul. Jumlah ini adalah jumlah sukarelawan terbanyak yang mendaftar selama dua hari.
Sejumlah pihak mulai dari produsen makanan, konglomerat, dan pemerintah daerah setempat telah menyuplai makanan, minuman, dan bantuan lainnya. Perusahaan-perusahaan lokal memberi bantuan dengan mengerahkan karyawan mereka untuk membantu membersihkan wilayah pemukiman dari lumpur dan air banjir.
Partai politik Korsel pun tak ketinggalan menunjukkan aksi solidaritas. Grand National Party (GNP) membatalkan rapat pada hari Jumat sehingga sekitar 300 anggota partai, termasuk pimpinannya, dapat turut menjadi sukarelawan di Seoul sebelah selatan.
Badan Penanggulangan Bencana mengatakan, hujan badai yang melanda Korea Selatan selama 2 hari ini mengakibatkan 10.000 orang di kota Seoul dan provinsi Gyeonggi kehilangan tempat tinggal. Lebih dari 2.000 orang di kota Paju dievakuasi karena khawatir akan ancaman banjir.
Sebab, meski disebut sebagai hujan paling deras sepanjang sejarah, hujan dua hari di Seoul bukan yang terakhir. Jumat ini, curah hujan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat.
|
|
| |