All Seasons

Main | Registration | Login
Wednesday, 2024-10-16, 2:17 AM
Welcome Aoi | RSS
Aoi
[ New messages · Members · Forum rules · Search · RSS ]
  • Page 1 of 1
  • 1
Isu Radiasi, Menu Sushi dan Sashimi Terancam
nadaeganDate: Saturday, 2011-03-19, 1:06 PM | Message # 1
Start from Spring Day
Group: Administrators
Messages: 397
Reputation: 0
Status: Offline

Apakah Anda penggemar masakan Jepang? Selain terkenal dengan kelezatannya, masakan Jepang juga terkenal akan kandungan seratnya yang tinggi. Masakan khas Jepang juga terkenal sebagai masakan yang sehat, karena bahan-bahannya berasal dari bahan makanan alami dan segar.

Masakan Jepang juga unik, dibandingkan dengan hidangan dari negara lain. Masakan Negeri Matahari Terbit ini boleh dibilang irit bumbu meski tetap kaya rasa dan berpenampilan manis. Sifat itulah rupanya yang membuat makanan ini mampu membius dunia.

Namun, bagi anda penggemar masakan Jepang bersiaplah untuk menahan hobi anda menikmati segala macam menu masakannya seperti sushi dan sashimi. Karena pasca terjadinya gempa bumi dan tsunami yang mengguncang Jepang, beberapa restoran sudah mulai ketar-ketir dengan pasokan bahan makanan dari Jepang. Seiring kekhawatiran kontaminasi radioaktif dari PLTN Fukushima.

Lani Devianti, Manager Operasional Restoran Jepang Murasaki di Supermall menuturkan, selama ini memang masih mengimpor beberapa bahan baku dari Jepang. “Selain ikan, yang masih kami impor adalah wasabi (saus yang berwarna hijau, rasanya pedas menyengat, dan biasa disantap dengan sushi segar) dan beras,” katanya saat ditemui Jumat (18/3).

Namun ia mengaku belum khawatir dengan pasokan bahan baku, karena restorannya sudah memiliki bahan baku sampai akhir bulan “ Tetapi setelah itu kami tidak tahu lagi. Kalau ikan dan daging kami bisa mencarinya dari negara lain seperti Thailand ataupun Malaysia bahkan dari Indonesia. Namun untuk bumbu-bumbu seperti wasabi, rumput laut dan aneka bahan khas masakan Jepang lainnya. Saya belum tahu mesti mencari di mana,” ujarnya.

Senada dikatakan Prima Soemarso, Marketing Communications Manajer Hotel Bumi Surabaya. Ia mengatakan, sampai kini tempatnya juga belum merasakan dampak yang berarti dengan adanya isu ini. “

Pasokan bahan-bahan untuk Restoran Jepang Kizahashi di Hotel Bumi masih dalam kondisi normal, pengunjung pun juga masih ramai,” ungkapnya.

Masalahnya, tidak semua bahan baku didatangkan dari Jepang, “ Untuk ikan seperti salmon dan tuna kan bisa di impor dari negara lain. Tidak harus dari Jepang,’ katanya.

Tetapi kalau pun terjadi, agar tetap bisa menyajikan masakan Jepang untuk tamunya, maka beberapa menunya yang menggunakan bahan baku dari Jepang akan dikondisikan dengan bahan-bahan lain yang ada. “ Tapi kami usahakan hal itu tidak akan terjadi,” tuturnya.

Etty Soraya, Public Relations Hotel Sheraton Surabaya juga mengatakan, jika isu ini benar terjadi maka dengan berat hati pihaknya akan menghapus menu makanan yang bahan baku yang memang hanya bisa didatangkan dari Jepang. “ Tapi kami berharap hal ini tidak terjadi, kami yakin kondisi di Jepang akan segera membaik, sehingga impor bisa kembali berjalan,” harapnya.

Di Jakarta serta beberapa negara lain, sejumlah restoran Jepang juga sudah mulai menurunkan menu makanan yang menggunakan ikan segar dari menunya. Hal ini seiring kekhawatiran kontaminasi radioaktif dari PLTN Fukushima.

Normansyah, Manajer kado restauran bahkan sudah menyiapkan pemasok daging dan beras dari Indonesia, meski diakuinya kualitasnya tidak sebaik dari Jepang. “ Padahal menu yang menggunakan daging sapi wagyu dari Jepang adalah salah satu menu favorit di restoran kami,” terangnya

Shangri-La, jaringan hotel mewah terbesar Asia yang punya 71 lokasi di seluruh dunia, seperti dimuat News.com.au melalui juru bicaranya mengatakan, sudah mulai menghentikan segala impor makanan segar dari Jepang. “Keselamatan tamu adalah prioritas kami,” kata Sari Yong, juru bicara Shangri-La Asia.

Namun, para ahli termasuk profesor patologi kimia, Lam Ching-wan mengatakan, risiko kesehatan dari konsumsi makanan dari Jepang belum bisa dipastikan. "Ini lebih seperti tindakan pencegahan daripada keputusan berdasarkan fakta," kata Lam Ching-wan, profesor kimia Patologi di Universitas Hong Kong. "Saya pikir makan makanan atau ikan dari Jepang tidak mungkin menyebabkan kanker," katanya.

Kekhawatiran soal keamanan makanan Jepang juga membuat beberapa negara menunda impor makanan dari Negeri Sakura. Badan pengawas dan makanan Amerika Serikat juga terus memonitor makanan dari Jepang dari kemungkinan kontaminasi.

Sementara, Badan Pengawas Makanan Hong Kong, dilansir dari CNN, Kamis, 17 Maret 2011, dilaporkan telah melakukan tes radiasi terhadap 34 contoh sayuran segar, daging, dan ikan yang diimpor dari Jepang.

Hasil tes menunjukkan makanan tersebut tidak mengandung radioaktif.
Selain Hong Kong, pemerintah Thailand juga melakukan tes serupa. Kali ini Thailand bekerja sama dengan para ahli dari badan atom PBB, IAEA, untuk memeriksa kandungan radioaktif dari produk daging, susu, ikan dan rumput laut Jepang.

Pemerintah India juga dilaporkan telah memerintahkan badan pengawas obat dan makanan negara tersebut untuk menguji makanan asal Jepang di pelabuhannya, gerbang pertama masuknya makanan impor. Namun, hanyalah makanan Jepang yang diimpor setelah tanggal 11 Maret yang akan diuji.


Life is Never Flat - Agnes Monica
 
  • Page 1 of 1
  • 1
Search:


Copyright MyCorp © 2024 | Website builderuCoz