Dua jet Sukhoi TNI AU kejar pesawat Pakistan yang melintas di wilayah teritorial Indonesia. Setelah berhasil mengejar pesawat jenis Boeing 737-300 yang mengangkut 49 Polisi Pakistan dipaksa mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. "Kami memerintahkan pesawat Sukhoi untuk melakukan pengejaran, karena pesawat asing itu masuk wilayah Indonesia tanpa izin" ungkap Komandan Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Marsekal Pertama Agus Supriatna, Senin (7/3).
Pesawat Pakistan itu terbang dari Dili, Timor Leste, menuju Malaysia. Pesawat sudah terdeteksi radar bandara sejak pukul 12.00 Wita."Pesawat ini dipaksa mendarat karena tidak memiliki Diplomatic Clearance, Security Clearance dan Flight Aproval," kata Agus.
Sebanyak 49 penumpang lalu diperiksa di atas pesawat setelah pesawat berhasil mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin."Mereka mengaku polisi Pakistan," kata Agus.
Menurut Agus, identitas mereka terungkap saat tim dari TNI Angkatan Udara dan Administratur Bandara memeriksa mereka di atas pesawat. Pemeriksaan dilakukan sejak pukul 14.00 WITA. Para penumpang mengaku sebagai polisi yang baru selesai bertugas di Timur Laste, sebagai pasukan perdamaian.
Pesawat bernomor register AP-BEH itu dipiloti Kapten Tariq Khalil Ur Rehman Awan, dengan kru sebanyak lima orang.
Secara terpisah Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI, Laksamana Muda Iskandar Sitompul, mengatakan pesawat jenis Boeing 737 seri 300 itu melanggar tiga izin melintas, yakni diplomatic clearance, security clearance, dan flight approval. Pesawat yang terbang dari Timor Leste itu bertujuan transit di Malaysia menuju Pakistan.
Saat ini, TNI Angkatan Udara masih mendata para penumpang yang berangkat dari Timor Leste itu. Iskandar menegaskan, semua kru pesawat merupakan warga negara Pakistan.
Untuk bisa melanjutkan penerbangan, kru pesawat diharuskan menyelesaikan semua persyaratan administrasi. Pengurusan izin melintas itu akan membutuhkan waktu sekitar satu hari.
"Kami minta diselesaikan semuanya. Prosedurnya seperti itu. Mudah-mudahan satu hari bisa selesai," ujar Humas Mabes TNI yang juga adalah adik kandung politisi Demokrat, Ruhut Sitompul tersebut.
Detik-Vivanews| Global | Jakarta