Para demonstran dari wilayah Sheikh Maskeen, bagian selatan Suriah, menuju Kota Daraa untuk mendukung demonstrasi menumbangkan Presiden Bashar al-Assad yang juga anak presiden sebelumnnya, 25 maret 2011.

Sementara, di ibu kota Suriah, Damaskus, para pendukung Presiden Bashar al-Assad juga unjuk kekuatan, 25 Maret 2011.

Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

DAMASKUS, KOMPAS.com — Suriah bergolak lagi. Pembunuhan kembali terjadi pada Jumat (25/3/2011), terhadap 17 demonstran yang bergerak menuju Kota Daraa, sebuah kota suku yang terletak 100 kilometer di sebelah ibu kota Suriah, Damaskus.

"Sebanyak 17 pemrotes tewas dalam penembakan di Desa Sanamen ketika mereka bergerak menuju Daraa," kata aktivis yang tidak bersedia disebutkan namanya. Laporan itu tidak bisa dikonfirmasi oleh sumber-sumber independen atau rumah sakit di daerah tersebut.

Aktivis yang berkantor di Daraa itu mengatakan, pasukan keamanan pada hari Jumat juga menembaki pemrotes yang berkumpul di dekat rumah gubernur, yang dipecat sebelumnya pekan ini.

Aktivis menuduh pasukan keamanan membunuh lebih dari 100 orang pada hari Rabu di Daraa, wilayah yang berpenduduk sekitar 75.000 orang.

Pada hari Jumat, wartawan pun diminta meninggalkan Daraa yang dekat perbatasan Suriah-Jordania, tak lama setelah pemakaman dua korban tewas akibat penembakan tentara.

Sejumlah wartawan AFP melihat pasukan militer ditempatkan di jalan-jalan yang menuju Daraa ketika para jurnalis itu dikawal keluar dari kota tersebut.

Suriah dalam bulan ini mulai dilanda protes yang belum pernah terjadi sebelumnya. Para pemrotes menuntut reformasi besar-besaran di negara yang dikuasai Partai Baath selama hampir 50 tahun itu.

Aktivis pro-demokrasi di sejumlah negara Arab, termasuk Suriah, terinspirasi oleh pemberontakan di Tunisia dan Mesir. Aksi tersebut berhasil menumbangkan pemerintah yang telah berkuasa selama puluhan tahun.